Ini tahun ke-3 aku puasa tanpamu. Sepi sendiri menjalaninya. Masih ingat jelas tentang 3 tahun lalu. Kamu memintaku untuk berikrar, mengucapkan 2 kalimat syahadat. Ketika aku mengucapkannya, tak kamu tepati janjimu. Janji untuk hidup bersama selamanya. Kamu pergi begitu saja. Meninggalkanku dengan seribu tanya tanpa arah dan tanpa tujuan. Kamu melepasku begitu saja, tak menuntunku pun sebentar saja. Bahkan seolah kamu tak peduli denganku, apa yang terjadi denganku. Kamu jahat! Itulah yang ada di benakku pertama kamu pergi. Ingin rasanya aku berteriak. Aku sudah melakukan apa yang kamu minta tapi kamu malah pergi. Adilkah ini?
Waktu 3 tahun, bukan waktu yang sebentar untuk aku lalui seorang diri, mencari ilmu yang kamu tinggalkan. Belajar seorang diri, terkantung-kantung tanpa kejelasan. Inikah yang kamu mau dariku? Menelantarkanku? Dimana tanggung jawabmu? Memang ini keputusanku, tapi semua ini demi kamu, hanya kamu. Sungguh perih yang tersisa. Aku bagai anak ayam yang kehilangan induknya. Tersesat.
Mungkin saat kamu datang pun, tak mau menahu tentang apa jadinya diriku sekarang. Masih terombang-ambingkan. Bimbang. Jalan mana yang harus aku tempuh dan bagaimana aku harus melaluinya? Seringku bertanya, haruskah aku melaluinya seorang diri? Sering ku menangis sendiri, membayangkan nasib diriku. Hilang tanpa arah. Menapaki jalan berliku. Mengharap datangnya sebuah keajaiban. Aku hanya ingin: tuntunlah aku, bimbinglah aku karena kamu lah yang sudah membawaku sampai disini.
1 komentar:
Ikhlas kan, mgkn ini adalah cara Allah untuk mbaa kembali pada Nya.
yang tak kita tahu sebelumnya dan yang tak kita duga sebelumnya. Sakit memang, tapi pasti indah diakhir .
Karna Allah Maha Mengetahui apa yang kita tidak ketahui .
Posting Komentar