BUKAN DARI HATI #1
Semakin aku
mengenalmu lebih jauh semakin aku sadar kalau aku tak menyukaimu. Awalnya aku
pikir denganmu aku bisa meraih apa yang aku inginkan, aku bisa bersemangat
lagi, aku bisa mempunyai teman lebih banyak lagi tapi ternyata apa yang aku
dapatkan? Kekecewaan demi kekecewaan aku terima. Semula aku datang padamu
dengan penuh semangat dan harapan besar dan sekejap saja kau patahkan dengan
kau datang terlambat dan itu tak kau lakukan sekali tapi berkali-kali bahkan
membuatku jengah dan tak menganggapmu penting lagi.
Bukan hanya
itu saja, fasilitas-fasilitas yang kau berikan pun tak membuatku bangga
terlebih tentang jendela dunia. Kau membatasiku untuk mengenal dunia lebih
jauh, aku tak bisa memilih lewat mana aku kan menembus semua itu. Kau
menyodorkanku satu pilihan dan aku tak bisa memilih pilihanku sendiri, apa yang
aku suka, apa yang aku bisa dan dengan jendela siapa aku kan ke sana. Tempat
yang kau sediakan juga tak bisa membuatku nyaman. Aku yang dulu dekat dengan
tempat itu kini menjadi asing. Aku tak bisa berharap padamu padahal biasanya
aku mengandalkan jendela-jendela itu.
Lalu soal
sistem yang kau terapkan. Aku akui kau khusus dan itu yang mungkin membuatmu
merasa beda tapi kebedaaanmu ini tak baik. Kau tak membuatku atau sekawananku
merasa terbebani karena kau paham sebagian besar dari mereka sudah lelah berjuang di luar sana tapi bisa
kah kau beri sedikit- ya, sedikit saja- ketegasan di dirimu terutama soal
kedisplinan? Bahkan kau membuat mereka merasa seenaknya saja. Datang sesuka
hati pergi juga seenaknya tanpa ada rasa sungkan.
Di sisi lain
kau sangat baik, memberi mereka banyak kemudahan dan tak pernah mempersulit
mereka tapi itu tak bisa membuat mereka maju. Waktu kau beri kami beberapa tes,
kau memberikan kebebasan pada mereka untuk tak jujur pada diri sendiri dan
memakai bermacam cara yang kesemuanya kau perbolehkan. Dan jujur aku juga
mengikutinya.
Oya, soal
kegiatan ekstra yang kau berikan, memang ada yang menarik buatku hanya saja
berita-berita tak menyenangkan kembali terdengar olehku yang semakin membuatku
tak menyukaimu. Aku dengar kalau kegiatanmu menggunakan kekerasan bahkan
melakukan hal yang dilanggar agama. Ini yang paling mengecawakanku. Benarkah
seperti itu? Mungkin ini hanya sekedar isu tapi kabar ini aku dapat dari orang
yang aku percaya dan lebih lama mengenalmu daripada aku dan aku yakin orang itu
tak mungkin mengada-ngada. Sudah habis caraku untuk mencari sesuatu yang
mungkin bisa membuatku sedikit senang bersama denganmu tapi sepertinya sudah
tak ada lagi. Aku bersamamu hanya karena keadaan bukan dari hatiku. Takdir yang
membawaku ke sini. Harapan terakhirku, di akhir kebersamaan nanti aku bisa
mendapatkan hasil yang memuaskan darimu hingga aku bisa membanggakanmu di luar
sana. Semoga saja.
0 komentar:
Posting Komentar